Menjelang bulan Puasa di tahun 2021 tentunya pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan daya konsumsi masyarakat. Nah, jika konsumsi rumah tangga berkontribusi besar untuk pertumbuhan ekonomi indonesia yang akan berpengaruh terhadap PDB Indonesia nantinya. Kemudian strategi pemerintah untuk meningkatkan daya konsumsi di bulan ramadhan 2021 tersebut seperti apa.
[lwptoc]
Kontraksi yang mengecil jika dibandingkan dengan kuartal III/2020 juga II/2020 yang mana -4,05% dan -5.52%, Tentunya hal tersebut tidak lain dikarenakan dampak dari masuknya pandemi virus covid-19 yang menjangkit indonesia juga. Nah, untuk mengetahui informasi secara jelasnya kalian bisa menyimak artikel kami ini hingga selesai maka ikuti pembahasannya secara jelasnya.
Strategi Pemerintah Untuk Meningkatkan Daya Konsumsi di Bulan Ramadhan
Maka, sesuai dengan penambahan kami di atas yang mana kami akan membahas mengenai strategi pemerintah untuk meningkatkan daya konsumsi di bulan ramadhan.
Nah, untuk mengetahui pembahasan secara jelasnya maka simaklah pembahasan dalam artikel kami dibawah ini. Kami tentunya telah merangkumnya dengan baik sehingga akan mduah untuk bisa kalian pahami terkait strateg pemerinan untuk meningkatkan daya konsumsi tersbeut.
Nah, menurut data dari BPS selaku penjualan eceran yang mengalami kontraksi di seluruh kelompok pengeluaran. Mulai dari penjualan makanan, minuman, sandang, siki cadang, tembakau, aksesori, bahan bakar hingga telekomunikasi dan rekreasi maupun barang lainnya.
Begitupun dengan wholesale mobil penumpan dna juga sepeda motor yang berkontraksi dengan konsumsi masyarakat / Konsumsi masyarakat menjadi menurun seiring dengan penurunan daya beli, maka pemerintah mencari strategi demi mendongkrak konsumsi tersebut dengan berbagai cara. Hal tersebut dikutip dari sejumlah media yang mana merupakan Menteri koordinator bidang perekonomian Airlangga Hartarto yang menyatakannya.
BACA JUGA:
- Cara Mudah Mengatur Pengeluaran Utama di Bulan Ramadhan 2021
- Cara Mudah Mencari Kalimat atau Kata di Microsoft Word 2013
Maka, dengan begitu pemerintah mencari cara dan strategi untuk mengembalikannya kemudian. Mkaa, berikut strategi tersebut.
1. Subsidi Ongkir
Nah, yang pertama, pemerintah hadir dengan subsidi ongkir. Subsidi ongkir ini bernilai total Rp 500 miliar bagi belanja nasional. Nha, subsidi tersebut bahkan di berikan pada 10 hingga 5 hari sebelum lebaran 2021. Nantinya subsidi tersebut akan diberikan untuk produk nasional. Namun, hingga saat ini belum diketahui platform mana yang akan menggunakannya.
2. Bantuan Sosial
Selanjutnya ada bantuan sosial yang diberikan pada 20 juta keluarga, Bantuan tersebut merupakan beras 10 kg, program keluarga harapan. bantuan langsung tunai hingga kartu sembako. Nah,salah satu bansos yang belum lama ini dikeluarkan yaitu Bantuan sosial tunai atau BST yang mana berasal dari Kementrian Sosial dengan nominal Rp 300.000 bagi 10 juta keluarga di indonesia.
3. THR
Selanjutnya ada THR yang mana merupakan perusahaan swasta yang memberikan THR lah kepada karyawannya. Kemudian pemerintah sendiri memperkirakan nilai THR itu sendiri akan mencapai Rp 215 triliun. Pemerintah tentunya mendorong perusahaan swasta tersebut untuk membayarkan THR secara penuh [pada 2021 tdk ada potongan, cicilans eperti yang terjadi pada 2020 lalu.
Nah, itulah sedikit informasi terkait strategi pemerintah untuk meningkatkan daya konsumsi di bulan ramadhan 2021 yang menjadi stimulus untuk bergam bidang usaha di pandemi covid 19 ini.